INFO NASIONAL – Sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi dan keteladanan Akbar Tandjung dalam politik kebangsaan di Indonesia, Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, Forum Aktivis Nasional (FAN) dan Kelompok Cipayung Plus akan menyelenggarakan ‘Tribute to Akbar Tandjung’, di Gedung MPR RI, pada 19 Mei 2024.
Sejarah perjalanan politik Indonesia tak terlepas dari sosok Akbar Tandjung. Beberap jabatan pernah disandangnya mulai dari Ketua Umum Golkar 1998-2004, Ketua DPR RI 1999-2004 dan berbagai jabatan pos kementerian saat masa pemerintahan Presiden Soeharto.
“Berbagai sepak terjang Pak Akbar sejak mahasiswa hingga kini, menjadikannya sebagai sosok yang disegani dan dihormati oleh siapapun, baik dari kalangan politisi, akademisi, cendikiawan, hingga kalangan pemuda,” ujar Bamsoet usai bertemu Ketua Panitia ‘Tribute to Akbar Tandjung’ dan Anggota DPD RI, Angelius Wake Kako, di Jakarta, Selasa, 14 Mei 2024.
Bamsoet menjelaskan, perjalanan Akbar Tandjung dalam politik kebangsaan sudah dimulai sejak tahun 1966, saat ia menjadi aktivis di Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia Universitas Indonesia dan Laskar Ampera Arief Rahman Hakim. Tahun berikutnya, ia menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
“Pada tahun 1968, Pak Akbar juga aktif dalam Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Indonesia. Pada 1969-1970, Pak Akbar menjabat Ketua Umum HMI Cabang Jakarta. Pada 1972, beliau turut mendirikan Forum Komunikasi Organisasi Mahasiswa Ekstra Universiter (GMNI, GMKI, PMKRI, PMII, dan HMI) dengan nama Kelompok Cipayung. Periode 1972-1974, ia menjabat Pengurus Besar HMI,” ujarnya.
Bamsoet mengatakan, di tingkat dunia, Akbar Tandjung membawa nama Indonesia dengan dipercaya menjadi President of Asean Inter Parliamentary Organization (AIPO) pada 2002-2003 dan President of Parliamentary Union of OIC Members (PUOICM) pada 2003-2004.
“Atas berbagai dedikasinya, berbagai penghargaan sudah diterima oleh Pak Akbar. Di dalam negeri, beliau mendapatkan Bintang Republik Indonesia Utama (1998), dan Bintang Mahaputra Adipradana (1992). Penghargaan dari luar negeri antara lain, Grand Cross of the Order of Orange Nassau dari Belanda (1996), dan Grand Cordon of the Order of the Rising Sun dari Jepang (2022),” kata Bamsoet. (*)
Sumber: Tempo.co
Leave a Reply