Press ESC to close

Turnamen Catur FAN: Merajut Persatuan Aktivis Melalui Gens Una Sumus

Jakarta, SuaraTegalparang – Dalam rangka memperingati HUT RI ke-79, para aktivis dari berbagai organisasi lintas generasi mengikuti Turnamen Catur Antar Aktivis Piala Persatuan Nasional.

Turnamen ini diselenggarakan oleh Forum Aktivis Nasional (FAN) dengan format catur cepat, menggunakan sistem Swiss 6 babak, di mana setiap peserta diberikan waktu 15 menit untuk setiap pertandingan.

Aktivis senior Hariman Siregar dalam sambutannya sebelum pertandingan menyampaikan apresiasinya terhadap acara ini.

“Saya salut dan menghargai inisiatif Hatta Taliwang sebagai seorang pejuang di berbagai bidang, yang telah lama mendambakan terwujudnya turnamen ini untuk mempererat persaudaraan dan kebersamaan di antara para aktivis,” kata Hariman di sekretariat Forum Aktivis Nasional (FAN) Jakarta Selatan, Rabu (28/8/2024).

Menurut Hariman, akhir akhir ini banyak orang membicarakan tentang pertumbuhan dan pembangunan tapi seringkali melupakan esensi kekeluargaan dan persahabatan. “Kita bicara demokrasi, tapi jarang bicara tentang kebebasan yang sejati. Ada kontradiksi antara ucapan dan tindakan nyata,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa turnamen catur ini bukan hanya tentang hadiah atau materi, tetapi lebih pada membangun komunikasi dan interaksi antar aktivis.

Hariman mengajak para aktivis untuk terus menjaga demokrasi. Dia mengambil contoh dalam aksi demonstrasi menentang revisi UU Pilkada bebarapa waktu lalu di Gedung DPR RI. Menurutnya, wacana besar yang muncul dari anak-anak muda dalam demo itu bukan untuk merebut kekuasaan, melainkan sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap nasib bangsa.

Baca Juga  Forum Aktivis Nasional Siap Kawal Pemerintahan ke Depan

“Anak saya bilang masak pajak kita dipakai sembarangan untuk membelokkan demokrasi, makanya dia ikut turun ke jalan,” tegas tokoh Malari tersebut.

Di sisi lain, Penasihat FAN M Qodari yang juga hadir dalam turnamen tersebut memperhatikan secara sungguh-sungguh permainan para pecatur di papan unggulan. Menurutnya, terjadi pertandingan yang sengit dan kedua belah pihak memiliki pertahanan yang sama kuat.

“Untuk memecah kebuntuan, seorang pecatur harus mengorbankan pion demi membuka jalan bagi perwira. Filosofinya, ada kalanya kita mesti mengorbankan diri untuk mencapai kemenangan. Dalam politik pun kita kadang harus mundur selangkah untuk maju beberapa langkah,” katanya.

Qodari mengaku gembira karena peserta yang hadir merepresentasikan tiga kekuatan besar dalam Pilpres yang lalu dan kini bersatu untuk maju bersama menatap masa depan.

Sementara itu, Ketua Harian FAN Angelo Wake Kako menyoroti aspek persaudaraan dalam turnamen ini. Ia mengutip semboyan populer dalam catur Gens una sumus, yang berarti “Kita adalah satu keluarga,”.

Baca Juga  Bamsoet Dukung Gelaran 'Tribute to Akbar Tandjung'

“Kita ini satu keluarga, dan catur hari ini terbukti dapat menyatukan berbagai kepentingan politik,” kata Angelo.

Senator dari Nusa Tenggara Timur ini juga mengingatkan semboyan Ludus latrunculorum yang berarti “permainan prajurit kecil”. Dalam konteks politik, katanya, bisa diartikan sebagai peringatan untuk tidak meremehkan orang-orang yang tampaknya kecil atau tidak berpengaruh.

Angelo mencontohkan pion dalam catur yang bisa mencapai ujung papan dan berubah menjadi menteri. Individu-individu kecil dalam politik juga bisa naik ke posisi kekuasaan jika diberikan peluang dan dimainkan dengan strategi yang tepat.

“Ini mengajarkan pentingnya menghargai setiap individu dalam kehidupan maupun dunia politik. Jangan meremehkan pion, suatu saat dia bisa menjadi penentu kemenangan,” tegasnya.

Senator Angelo selanjutnya mengundang para peserta untuk suatu saat nanti bertanding catur di daerah pemilihannya, Nusa Tenggara Timur, sebagai lanjutan dari persaudaraan yang telah terjalin dalam forum ini.

“Nanti saudara-saudara kami undang untuk bertanding catur di Kupang atau Labuan Bajo,” ujar Angelo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *