Akbar Tandjung dinilai punya rekam jejak yang panjang dan lengkap serta berkontribusi dalam dunia politik di Indonesia.
Bagi para aktivis, Akbar Tandjung dinilai sosok pemberani dan selalu siap untuk meninggalkan zona nyaman. Para aktivis lintas generasi merasa punya ikatan emosional yang telah terbangun dengan Akbar Tandjung. Bahkan, Akbar Tandjung dianggap sebagai maestro aktivis karena kepiawaiannya memimpin organisasi hingga berkontribusi dalam dunia politik, khususnya menjelang dan pascareformasi.
Hal tersebut disampaikan Ketua MPR Bambang Soesatyo dalam acara Tribute to Bang Akbar Tandjung di Gedung Nusantara IV DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Minggu (19/5/2024). Lebih dari 1.000 aktivis lintas generasi hadir dalam acara yang digelar Forum Aktivis Nasional (FAN) dan Kelompok Cipayung Plus.
Selain Bambang Soesatyo, hadir juga Akbar Tandjung beserta istri, Nina Akbar Tandjung. Acara tersebut juga dihadiri Ketua Komisi II DPR Ahmad Doli Kurnia, Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Anas Urbaningrum, hingga Dewan Penasihat Forum Aktivis Nasional Maruarar Sirait dan Muhammad Qodari.
Menurut Bambang Soesatyo, Akbar Tandjung merupakan tokoh yang memberi inspirasi dan keteladanan serta sangat piawai dalam dunia politik. Akbar Tandjung dinilai punya pengaruh dalam pemikiran dan perkembangan demokrasi di Indonesia. Sebagai seorang junior ketika menjadi mahasiswa Universitas Indonesia dan aktif di Himpunan Mahasiswa Islam, ia juga kerap bertemu dan dibantu oleh Akbar Tandjung.
”Pak Akbar punya rekam jejak yang lengkap sejak mahasiswa hingga kini, menjadikannya sebagai sosok yang disegani dan dihormati oleh siapa pun, baik dari kalangan politisi, akademisi, cendekiawan, hingga kalangan pemuda,” ujar Bamsoet sapaan akrabnya.
Akbar Tandjung merupakan mantan Ketua Umum PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang juga pendiri Kelompok Cipayung. Kelompok Cipayung adalah forum Komunikasi Organisasi Mahasiswa Ekstra Universitas seperti Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan HMI.
Di dunia politik, Akbar Tandjung tidak bisa dilepaskan dalam sejarah perjalanan politik Indonesia, terutama pascareformasi. Akbar Tandjung menjadi Ketua Umum Partai Golkar periode 1998-2004.
Di periode tersebut, menurut Bamsoet, Akbar Tandjung berhasil menyelamatkan Partai Golkar di tengah tantangan seperti adanya keinginan untuk membubarkan partai oleh sejumlah pihak. Bahkan, kader Golkar di sejumlah wilayah mengalami berbagai kesulitan, seperti mobil hancur dibakar dan kantor Golkar dilempari batu.
Namun, berkat kepemimpinan Akbar Tandjung, Golkar tetap berdiri tegak. Bahkan, Golkar mampu menjadi pemenang pada Pemilu 2004.
”Saya tidak bisa membayangkan tahun 1999 kalau Pak Akbar tidak menjadi Ketua Umum Partai Golkar, pasti Golkar hanya sejarah. Bang Akbar sangat tegar dan berani meski ada kriminalisasi ditujukan ke Bang Akbar. Dan, ketika Golkar ingin dibubarkan, justru jadi pemenang pemilu,” ucap Bamsoet yang juga Wakil Ketua Umum Partai Golkar.
Saya tidak bisa membayangkan tahun 1999 kalau Pak Akbar tidak menjadi Ketua Umum Partai Golkar, pasti Golkar hanya sejarah.
Bamsoet berharap, generasi muda dapat meneladan sikap berani yang dimiliki Akbar Tandjung dan selalu siap meninggalkan zona nyaman. ”Kita hari ini (memiliki) tantangan ke depan, bukan hal yang kecil, yang bisa kita biarkan lewat begitu saja. Banyak persoalan yang harus kita selesaikan, masalah ekonomi, masalah pertahanan, masalah keamanan, masalah penegakan hukum, dan seterusnya,” kata Bamsoet.
Pada kesempatan yang sama, Akbar Tandjung mengatakan, dirinya merupakan seorang aktivis yang selalu menjalankan tugas secara maksimal. Tugas itu dijalankan secara baik ketika berada dalam organisasi mahasiswa, organisasi kepemudaan, ataupun di lembaga politik seperti Partai Golkar.
”Saya sangat bersyukur hadir di sini, saya mendapat pengalaman banyak sekali, baik dalam lingkungan organisasi seperti HMI dan Golkar. Saya dibesarkan organisasi mahasiswa dan kemudian organisasi politik seperti Golkar,” ucap Akbar yang juga pernah menjabat sebagai Ketua DPR periode 1999-2004.
Maestro aktivis
Ketua Umum Forum Aktivis Nasional Bursah Zarnubi menyampaikan, FAN menyematkan penghormatan kepada Akbar Tandjung sebagai maestro aktivis Indonesia. Sebab, Akbar Tandjung mempunyai rekam jejak yang panjang dan lengkap serta punya kontribusi dalam dunia politik di Indonesia setidaknya 50 tahun terakhir.
”Bang Akbar memiliki jangkauan yang luas, baik itu dalam partai politik maupun kalangan generasi muda. Pasti semua kenal bang Akbar Tandjung. Rekam jejaknya membuat kita bangga karena dedikasi, kontribusi, membentuk sejarah kebangsaan dalam 50 tahun terakhir,” kata Bursah.
Maruarar Sirait menambahkan, Akbar Tandjung adalah mentor terbaik dari para aktivis Indonesia. Ia pun mendoakan Akbar Tandjung diberi usia yang panjang. Akbar Tandjung telah menjadi teladan tidak hanya bagi organisasi HMI, tapi juga semua organisasi. ”Mentor terbaik aktivis Indonesia. Kami doakan Om Akbar umur panjang,” ungkap Maruarar.
Editor:
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
Sumber: Kompas.id
Leave a Reply